Dalil Pertama
Allah ta’ala berfirman:
)وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذاً مِّنَ الظَّالِمِينَ ﴿١٠٦﴾ وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ (الآية.
“Dan janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik). “Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. (QS. Yunus : 106-107).
Dalil Kedua
Allah ta’ala berfirman:
) فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ ( الآية.
…Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia… (QS. Al-Angkabuut : 17).
Dalil Ketiga
Allah ta’ala berfirman:
) وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ ( الآية.
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat (QS. Al-Ahqaf : 5).
Dalil Keempat
Allah ta’ala berfirman:
) أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ ( الآية.
“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan disaat ia berdo’a kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan…(QS. An-Naml : 62).
Dalil Kelima
وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ بِإِسْنَادِهِ؛ أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ ﷺ مُنَافِقٌ يُؤْذِي الْـمُؤْمِنِينَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: قُومُوا بِنَا
نَسْتَغِيثُ بِرَسُولِ اللهِ ﷺ مِنْ هٰذا الْـمُنَافِقِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّهُ لَا يُسْتَغَاثُ بِي، وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاللهِ ۵».
Imam At-Thabrani dengan menyebutkan sanadnya meriwayatkan bahwa : “Pernah ada pada zaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mu’min, maka salah seorang di antara orang mu’min berkata : “Marilah kita bersama-sama memohon perlindungan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam supaya kita dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjawab “Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai perlindungan”.
● وَلاَ تَدْعُ (dan janganlah kamu berdoa) : (Doa mas’alah (permintaan) dan doa ibadah, terhadap perkara-perkara yang tidak dimampui kecuali Allah ta’ala.
● عِندَ اللَّهِ (disisi Allah) : (Mendahulukan yang haknya harus diakhirkan memberikan faedah pembatasan. Yakni carilah keberadaan rezki di sisi Allah dan jangan kamu mencarinya kepada selain-Nya).
● وَاعْبُدُوهُ (dan sembahlah Dia) : (Sebagai isyarat bahwa merealisasikan ibadah adalah tujuan mencari rezki dan sebab-sebabnya).
● وَاشْكُرُوا لَهُ (dan bersyukurlah kepada-Nya) : (Karena nikmat itu adalah ujian yang membutuhkan kesyukuran, dengan lisan dan anggota-anggota badan).
● يُجِيبُ (mengabulkan) : (Jangan seseorang meminta kepada orang lain untuk menyelesaikan kebutuhan dan menghilangkan keburukannya sementera orang tersebut tidak mampu).
● Munaafiq : (Yaitu orang yang menampakan keislaman dan menyembunyikan kekufuran, dan menyakiti kaum muslimin merupakan kebiasaannya).
Al-Masaail (Perkara-Perkara)
1. Penyebutan doa setelah istiqhatsa merupakan atful Aam alal khas (Penggabungan penyebutan yang umum atas yang khusus).
2. Penjelasan tentang ayat { Dan janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)}. (QS. Yunus : 106).
3. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik besar.
4. Orang yang paling sholeh sekalipun jika melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati orang lain, maka ia termasuk golongan orang-orang yang dzolim. (Larangan ini diarahkan kepada orang yang apabila ditinjau dari keadaannya tidak mungkin ia melakukannya, maka mereka yang keadaanya memungkinkan untuk melakukannya lebih utama untuk diarahkan larangan ini).
5. Penjelasan tentang ayat {Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia}. (QS. Yunus : 107).
Apabila kemudharotan tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Allah ta’ala, maka wajib untuk memperuntukan ibadah dan istiqhatsah hanya kepada-Nya.
6. Meminta perlindungan kepada selain Allah tidak dapat membawa manfaat duniawi, disamping perbuatan itu termasuk perbuatan kafir. (Pelakunya merugi di dunia dan akhirat).
7. Penjelasan tentang ayat ketiga: …Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia… (QS. Al-Angkabuut : 17).
8. Bahwa meminta rezki hanya boleh diminta kepada Allah, sebagaimana surga tidak diminta kecuali kepada-Nya.
9. Penjelasan tentang ayat keempat : Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat mengabulkan doanya sampai hari kiamat (QS. Al-Ahqaf : 5).
10. Tidak ada orang yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan selain Allah. (Karena pertanyaan disini bermakna penafian).
11. Sesembahan selain Allah tidak merasa dan tidak tahu kalau ada orang yang memohon kepadanya.
12. Doa yang dipanjatkan tersebut merupakan sebab marahnya sesembahan yang diseru kepada mereka yang berdoa kepadanya juga permusuhannya terhadap mereka.
13. Permohonan ini dianggap ibadah kepada sesembahan selain Allah.
14. Sesembahan yang diseur selain Allah menolak dan mengingkari peribadatan mereka tersebut.
15. Bahwa permohonan mereka tersebut, inilah yang menyebabkan yang dimintai murka dan memusuhi mereka. ([1] karena dia berdoa kepada selain Allah ta’ala yang tidak dapat mengabulkan permintaannya. [2] Bahwa sesembahan yang mereka seru tidak tahu doa-doa yang mereka panjatkan. [3] Mereka kufur dengan peribadatan mereka tersebut).
16. Penjelasan tentang ayat kelima: {Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan…} (QS. An-Naml : 62).
17. Satu hal yang sangat mengherankan adalah adanya pengakuan dari para penyembah berhala bahwa tidak ada yang dapat mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan kecuali Allah, untuk itu, ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit, mereka memohon kepadaNya dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.
18. Hadits di atas menunjukan tindakan preventif yang dilakukan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam untuk melindungi ketauhidan, dan etika sopan santun beliau kepada Allah. (Beliau mengajari umatnya agar hanya berlindung kepada Allah ketika dalam keadaan terdesak dan agar tidak meminta pertolongan melainkan hanya kepada-Nya.