1. Setiap penuntut ilmu diwajibkan untuk menghafal matan (naskah) sebelum belajar. (Hafalkanlah karena setiap penghafal adalah imam).
2. Mengetahui sisi pendalilan dari setiap ayat dan sebab didatangkan di dalam Bab.
3. Mengetahui munusabah (korelasi) setiap Bab terhadap Kitab Tauhid dan sebab didatangkan di dalamnya; agar antara kitab dan bab terkolerasi atau terhubung.
4. Kita fokuskan pada satu kitab syarah (penjelasan) saja. Adapun kitab pegangan kita adalah “Al-Qaulul Mufiid”, karya syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah ta’ala. Apabila telah selesai darinya, maka kita akan pindah pada kitab yang lainnya. Tujuannya adalah agar pengetahun kita tidak kacau.
Mengapa kita mempelajari kitab ini?
kitab ini.
Sebelum mempelajari sebuah kitab, seyogyanya untuk membaca mukadimah dan daftar isi terlebih dahulu . Tujuanya adalah agar mengetahui kandungan dari kitab, metode penulisan penulis serta memiliki gambaran secara menyeluruh terhadap kitab. Karena itu, kitab ini dapat kita bagi menjadi sepuluh bagian.
Pertama : Mukadimah (5 Bab)
[1] (Penulis tidak membuatkan judul pada bab ini, dan itu adalah Bab Wajibnya Tauhid).
Penulis mendatangkannya untuk untuk menjelaskan bahwa tauhid merupakan kewajiban pertama dan yang paling wajib. Dan karena tauhid merupakan da’wahnya para nabi.
[2] Bab Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang Diampuni Karenanya.
Tujuan penulis mendatangkannya adalah untuk membuat rindu terhadap tauhid, menjelaskan bahwa penyebutan keutamaan sesuatu bukan merupakan dalil bahwa sesuatu tadi tidak wajib, dan karena disana ada orang-orang yang membuat lari dari tauhid dan enggan untuk mempelajarinya serta tidak juga mengajarkannya.
[3] Bab Barangsiapa yang Merealisasikan Tauhid Pasti Masuk Surga Tanpa Hisab.
Penulis mendatangkan bab ini, untuk memurnikan tauhid dari kesyirikan, bida’ah dan maksiat-maksiat. Maka sangat tepat sekali bab ini beliau datangkan setelah dua bab sebelumnya.
[4] Bab Takut Terhadap Kesyirikan
Penulis mendatangkan bab ini, karena barang siapa yang hendak merealisasikan tauhid, maka wajib untuk takut terhadap kesyirikan menimpa dirinya dan orang lain. Begitu pula, kadang ada yang beranggapan bahwa ia telah merealisasikan tauhid, padahal kenyataannya tidak demikian. Setiap bab yang datang setelah bab ini maka itu merupakan
perealisasian terhadap tauhid. Seperti bab ini “Bab Takut Terhadap kesyirikan” ini merupakan perealisasian terhadap tauhid.
[5] Bab Berad’wah Kepada Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Penulis mendatang bab ini –wallahu a’alam- ada dua sebab:
Kedua : Tafsir Tauhid (9 Bab)
[6] Bab Tafsir Tauhid dan Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Setelah penulis menyebutkan tentang wajibnya tauhid, membuat rindu kepadanya, wajibnya merealisasikanya, takut terhadap kesyirikan dan untuk berda’wah kepadanya, maka sangat tepat sekali apabila beliau menafsirkan (menjelasakan) kepada kita hakikat tauhid, dimulai dari bab ini hingga akhir pembahasan dalam kitan ini.
[7] Bab Termasuk Kesyirikan Memakai Gelang, Benang, dan Sejenisnya untuk mengangkat atau Menangkal Mara Bahaya
Ini merupakan tafsir terhadap tauhid dengan mengetahui lawannya.
[8] Bab Tentang Ruqyah dan Tamimah (Jimat)
Penulis mendatangkannya untuk menjelaskan tentang rukyah dan tamimah kesyirikan yang dapat meniadakan tauhid.
[9] Bab Tentang Mereka yang Tabarruk (Mencari Berkah) Kepada Pohon dan Sejenisnya
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan tabarruk (mengharap berkah) yang dilarang, yang itu dapat meniadakan tauhid.
[10] Bab Tentang Menyembelih Binatang untuk Selain Allah
Penulis hendak menjelaskan bahwa menyembelih untuk selain Allah ta’ala karena cinta dan mengagungkan dapat membatalkan tauhid
[11] Bab Tidak Boleh Menyembelih untuk Allah di Tempat yang Dipergunakan untuk Menyembelih Bukan Karena Allah
Penulis hendak menjelaskan perbuatan sebagian orang-orang bodoh yang menyerupai atau ikut serta bersama orang-orang musyrik merayakan hari raya mereka dan ke tempat-tempat peribadatan mereka, yang mana hal itu dapat meniadakan tauhid.
[12] Bab Termasuk Syirik Bernazar untuk Selain Allah
Penulis mendatangkannya untuk mentafsirkan nazar yang dilarang, yang itu dapat menafikan tauhid.
[13] Bab Termasuk Kesyirikan Bersti’adzah (Meminta Perlindungan Kepada Selain Allah)
Yang dimaksudkan penulis adalah meminta perlindungan kepada selain Allah ta’ala
terhadap perkara-perkara yang tidak dimampui kecuali Allah, yang itu dapat menafikan tauhid
[14] Bab Termasuk Kesyirikan Berstighotsah (Meminta Keselamatan) atau Berdoa Kepada Selain Allah
Penulis ingin menjelaskan amalan-amalan kesyirikan, yaitu beristighatsah dan berdoa kepada selain Allah yang tidak dimampui kecuali Allah, yang itu dapat menafikan tauhid.
Ketiga : Batilnya Beribadah Kepada Selain Allah (4 Bab)
[15] Bab Firman Allah: (Apakah mereka menyembah selain Allah yang tidak mencipta sedangkan mereka dicipta). (QS. Al-A’roof: 191).
Penulis mendatangkannya untuk meniadakan ibadah yang diperuntukan untuk selain Allah. Baik itu diperuntukan kepada nabi atau berhala ataupun yang lainnya.
[16] Bab Firman Allah: (Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.). (QS. Saba: 23).
Penulis mendatangkan bab ini untuk meniadakan peribadatan kepada para malaikat.
[17] Bab Syafaat
Penulis mendatangkan bab ini untuk membatalkan syafaat yang diharapkan oleh orang-orang kafir terhadap sesembahan-sesembahan mereka.
[18] Bab Firman Allah: (Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya). (QS. Al-Qasos: 56).
Penulis mendatangkannya untuk membatalkan hidayah taufik (mendapatkan petunjuk)dari selain Allah.
Setelah penulis mentafsirkan tauhid dan membatilkan segala peribadatan kepada selain Allah, maka sangat tepat beliau menyebutkan sebab-sebab yang dapat menjatuhkan kepada kekafiran agar kita menjauhinya:
[19] Bab Tentang Sebab-Sebab Kufurnya Keturunan Adam dan Mereka Meninggalkan Agama adalah Pengkultusan Terhadap Orang-Orang Shaleh
Ini adalah sebab yang paling berbahaya yang dapat menjatuhkan keturunan Adam dalam kekafiran. Dan ini adalah merupakan awal kesyirikan terjadi di muka bumi.
[20] Bab Larangan Keras Bagi Orang yang Beribadah kepada Allah di Sisi Kuburan Orang Shaleh, Apalagi Sampai Menyembahnya.
Diantara sebab-sebab yang dapat menjatuhkan di dalam kesyirikan adalah berhala-berhala, gambar-gambar dan menjadikan kuburan sebagai masjid.
[21] Sikap Berlebih-Lebihan Terhadap Kuburan Orang Shaleh akan Menjadikannya Sebagai Berhala yang Disembah
Diantara sebab-sebab kekafiran Adalah berlebih-lebihan terhadap kuburan orang shaleh.
[22] Bab Tindakan Preventif Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Dalam Menjaga Tauhid dan Penutupan Beliau pada Setiap Jalan Menuju Kesyirikan
Pada bab ini penulis akan menjelaskan penutupan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jalan-jalan yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan dalam bentuk keyakinan dan perbuatan. Dan akan datang bab tentang penutupan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam terhadapat perkataan-perkataan yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan.
Kelima : Membantah Hujjahya Orang-Orang yang Mengatakan Bahwa Syirik Tidak Akan Terjadi Pada Umat ini atau di Jazirah Arabiyah (Satu Bab) |
[23] Bab Bahwa Sebagian Umat ini Akan Ada yang Menyembah Berhala
Keenam : Amalan-Amalan Setan (7 Bab)
[24] Bab Tentang Sihir Penulis mendatangkan bab ini karena sihir tidak akan mungkin terlaksana melainkan dengan jalan kekafiran kepada Allah ta’ala. Dan sihir ini, merupakan sarana yang paling besar untuk menggiring manusia kepada kekafiran.
[25] Bab Penjelasan Sebagian Macam-Macam Sihir
Penulis mendatangkan bab ini untuk memberitahukan kepada kita bahwa sihir memiliki banyak macam yang wajib untuk kita jauhi.
[26] Bab Tentang Dukun dan yang Sejenisnya
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan hakekat mereka, juga untuk menjelaskan hukum mendatangi mereka dan gambaran mendatangi mereka.
[27] Bab Tentang An-Nusyroh (Mengobati Sihir)
Beliau mendatangkan bab ini untuk menghilangkan kerancuan dengan menyebutkan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan.
[28] Bab Tentang At-Tahtoyyur (Meramal Kesialan Melalui Perantaraan Burung)
Beliau mendatangkan bab ini untuk menafikan apa yang terjadi di zaman jahiliyah, seperti meramal kesialan dengan perantaraan burung.
[29] Bab Tentang Ilmu Perbintangan (Astrologi)
Beliau mendatangkan bab ini untuk membatilkan ilmu perbintangan yang hanya berlandaskan praduga semata.
[30] Bab Tentang Menyandarkan Turunnya Hujan Kepada Bintang
Penulis mendatangkan bab ini untuk membatilkan bergantung kepada sebab-sebab yang itu merupakan kesyirikan.
Ketujuh : Amalan-Amalan Hati (9 Bab)
[31] Bab Firman Allah: (Dan diantara manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai tandingan-tandingan). (QS. Al-Baqoroh: 165).
Beliau mendatangkan bab ini untuk menafikan tauhid dari orang-orang yang mencintai makhluk sebagaimana mencintai Allah atau yang lebih dari itu.
[32] Bab Firman Allah: (Mereka itu hanyalah setan yang menakut-nakuti waliwali-Nya). (QS. Ali-Imron: 175).
Beliau mendatangkan bab ini untuk menafikan tauhid dari orang-orang yang takut kepada makhluk sebagaimana takutnya kepada Allah atau yang lebih dari itu.
[33] Bab Firman Allah: (Dan bertawakallah kalian kepada Allah jika kalian beriman). (QS. Al-Maidah: 23).
Beliau mendatangkan bab ini untuk menafikan tauhid orang-orang yang bertawakal kepada selain Allah.
[34] Bab Firman Allah: (Apakah mereka merasa aman dari makar Allah?) (QS. Al-A’roof: 99).
Beliau mendatangkan bab ini agar seorang muwahid (orang yang bertauhid) ketika berjalan kepada Allah untuk menggabungkan sifat khauf (takut) dan roja (mengharap).
[35] Bab Termasuk Keimanan Kepada Allah Sabar Terhadap Takdir-Nya
Beliau mendatangkan ini untuk menjelaskan keadaan orang-orang yang bertauhid ketika ditimpa bala.
[36] Bab Tentang Riya
Beliau mendatangkan ini untuk menjelaskan besarnya bahaya riya terhadap orang-orang yang bertauhid. Dimana ini merupakan perkara yang sangat ditakutkan menimpa orang-orang shaleh.
[37] Bab Termasuk Syirik Apabila Motivasi Seseorang Beramal Demi Kepentingan Duniawi (Syirik Kecil)
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan bahwa barangsiapa yang mengiginkan dunia dengan amalan akhirat, maka ia telah terjatuh kepada kesyirikan. Dan untuk mentafsirkan itu ialah bahwa keridaan dan kemarahannya karena dunia.
[38] Bab Barang Siapa yang Mentaati Ulama dan Pemimpin Dalam Mengharamkan Apa yang Dihalalkan Allah dan menghalalkan yang diharamkan Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah Menjadikan Mereka Sebagai Sesembahan (Syirik Dalam Ketaatan).
Penulis mendatangkan ini untuk menjelaskan bahwa berhukum kepada selain Allah dapat membatalkan tauhid.
[39] Bab Firman Allah: (Mereka hendak berhakim kepada thaghut). (QS. An-Niisa: 60).
Penulis mendatangkan ini untuk membantu orang-orang yang bertauhid memahami makna kafir terhadap thaghut. Juga untuk mentafsirkan keimanan yang benar dan keimanan yang dusta.
Kedelapan : Tauhid asma waa Shifat (Satu Bab)
[40] Bab Mereka yang Mengingkari Sesuatu dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan tidak adanya tauhid bagi mereka yang menolak sesuatu dari nama-nama dan sifat-sifat Allah.
[41] Bab Firman Allah: (Mereka mengetahui nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya…) (QS. An Nahl, 83).
Penulis mendatangkan ini untuk menjelaskan kewajiban seorang muwahid terhadap nikmat.
[42] Bab Firman Allah: (Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk Allah padahal kamu mengetahui) (QS. Al Baqarah, 22).
Penulis mendatangkan ini untuk menjelaskan bahwa seorang yang bertauhid, ketika ia bersumpah maka akan menggunakan nama Allah tidak dengan selain-Nya. Juga untuk menjelaskan perbedaan huruf (و) dan huruf (ثم).
[43] Bab Tentang Orang yang tidak Puas Terhadap Sumpah yang Menggunakan Nama Allah
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan keagungan kedudukan Allah dalam hati seorang yang bertauhid ketika ada yang bersumpah menggunakan nama Allah kepadanya.
[44] Bab Ucapan: Atas Kehendak Allah dan Kehendakmu
Penulis mendatangkan ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid agar tidak mendatangkan penyekutuan dalam kehendak.
[45] Bab Barang Siapa Mecela Masa maka Dia telah Menyakiti Allah
Penulis mendatangkan ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid agar tidak mencela sedikit pun dari masa, sebab itu sama saja mencela yang memerintahnya dan yang menundukannya.
[46] Bab Memakai Gelar Qaadhil Qudhat (Hakim dari Segala Hakim)
Penulis mendatangkan ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid untuk tidak melampaui batas pada sisi rububiyah.
[47] Bab Memuliakan Nama-Nama Allah dan Mengganti Nama untuk Tujuan itu
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan keadaan orang-orang yang bertauhid, bahwa mereka sangat beradap terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah, juga terhadap agama-Nya dan para nabi-Nya.
[48] Bab Mereka yang Bersendau Gurau dengan Sesuatu yang Terdapat di Dalamnya Nama Allah, Alqur’an dan Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan tidak adanya asal (dasar) tauhid dari orang-orang yang bersendau gurau (mengunakan nama Allah, Alqur’an dan nabi Muhammad), cara menyikapi mereka dan wajibnya menjaga lisan.
[49] Bab Firman Allah: (Dan jika kami melimpahkan kepadanya sesuatu rahmat dari kami, sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata “ini adalah hak-Ku). (QS. Fushshilat, 50)
Penulis mendatangkan ini untuk menjelaskan kewajiban seorang muwahid sebelum dan sesudah datangnya nikmat.
[50] Firman Allah: (Ketika Allah mengaruniakan kepada mereka seorang anak laki laki yang sempurna (wujudnya), maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah dalam hal (anak) yang dikaruniakan kepada mereka…) (QS. Al A’raf, 190).
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan keadaan orang-orang yang bertauhid ketika mendapatkan nikmat. Juga menjelaskan keharaman setiap nama yang mengandung penghambaan kepada selain Allah.
[51] Firman Allah: (Hanya milik Allah lah Al Asma’ Al Husna (Nama-nama yang baik maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya itu,…) (QS. Al A’raf, 180).
Penulis mendatangkan bab ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid agar tidak ilhad (menyimpang) dalam nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
[52] Bab Larangan Mengucapkan Assalamu Allallahi (keselamatan atas Allah)
Penulis mendatangkan bab ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid agar tidak menggunakan kata-kata yang dapat menafikan adap terhadap Allah.
[53] Bab Ucapan: “Ya Allah Ampunilah Aku jika EngKau Kehendaki”
Penulis mendatangkan bab ini sebagai peringatan bagi orang yang bertauhid agar tidak menggunakan lafadz istitsna (pengecualian) dalam berdoa dan agar mendatangkan rasa kudroh (kesanggupan) Allah.
[54] Bab Tidak Boleh Mengucapkan ‘Abbdi wa ‘Ammati (Hamba Lelakiku dan Hamba Wanitaku)
Penulis mendatangkan ini sebagai pengingat kepada orang-orang yang bertauhid agar menggunakan kata-kata yang baik.
[55] Bab Tidak Boleh Menolak Permintaan Orang yang Menyebut Nama Allah
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan sikap seorang yang bertauhid apabila dimintai dengan menggunakan nama Allah, bahwa dia akan memberi sebagai pengagungan kepada Allah.
[56] Bab Tidak Pantas Diminta dengan Wajah Allah Kecuali Surga
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan sikap seorang yang bertauhid, yaitu bahwa dia mengagungkan Allah dan beradap dengan adap yang sempurna terhadap-Nya.
[57] Bab Tentang Ucapan Seandainya
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan adabnya seorang yang bertauhid,
yaitu supaya mengucapkan ucapan yang baik dan agar tidak menentang syariat dan takdir.
[58] Bab Larangan Mencela Angin
Beliau mendatangkan bab ini sebagai arahan kepada orang yang bertauhid agar mengucapkan ucapan yang bermanfaat apabila melihat yang dia tidak sukai.
[59] Bab Firman Allah: (…Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah, seperti sangkaan jahiliyah…) (QS. Ali Imran, 154).
Beliau mendatangkan bab ini sebagai peringatan kepada orang yang bertauhid agar tidak berprasangka buruk kepada Allah, sebagaimana persangkaannya orang-orang jahiliyah.
[60] Bab Tentang Orang yang Mengingkari Takdir
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan keimanan orang-orang yang bertauhid terhadap ketetapan dan takdir Allah ta’ala.
[61] Bab Tentang Orang yang Menggambar
Beliau mendatangkan bab ini untuk mengingatkan orang-orang yang bertauhid atas bahaya melampaui batas pada sisi rububiyah.
[62] Bab Tentang Banyak Bersumpah
Penulis mendatangkan bab ini sebagai wasiat terhadap orang-orang yang bertauhid agar menjaga sumpah-sumpah mereka dan agar mengagungkan Allah ketika berinteraksi dengan manusia.
[63] Bab Membuat Perjanjian Dengan Menjadikan Allah dan Rasul-Nya Sebagai Jaminan
Penulis mendatangkan bab ini agar seorang yang bertauhid mengagungkan perlindungan Allah dan perlindungan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, baik dalam keadaan lapang ataupun bahaya.
[64] Bab Bersumpah tidak Ada Ampunan Allah
Penulis mendatangkan bab ini untuk mengingatkan orang-orang yang bertauhid agar tidak melampaui batas pada sisi rububiyah, yaitu dengan menutup pintu rahmat bagi para hamba.
[65] Bab Larangan Menjadikan Allah Sebagai Perantara atas Makhluk-Nya
Penulis mendatangkan bab ini untuk mengingatkan orang-orang yang bertauhid agar tidak menjadikan kedudukan makhluk lebih tinggi dari Sang Pencipta.
[66] Bab Tindakan Preventif Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dalam Menjaga Kemurnian Tauhid dan Penutupan Beliau terhadap Jalan yang Dapat Membawa kepada Kesyirikan
Penulis mendatangkan bab ini agar seorang yang bertauhid menjauhi segala ucapan yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Kesepuluh: Penutup (1 Bab)
[67] Bab Firman Allah: (Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya…) (QS. Az-Zumar 67).
Penulis mendatangkan bab ini untuk menjelaskan kepada orang-orang yang bertauhid bahwa orang-orang musyrik yang tidak mentauhidkan Allah, mereka sama sekali tidak mengagungkan Allah; maka berhati-hatilah wahai orang yang bertauhid dari jalan-jalan mereka