Kelima : Membantah Hujjahya Orang-Orang yang Mengatakan Bahwa Syirik tidak akan Terjadi Pada Umat ini atau di Jazirah Arabiyah

[23] Bab Bahwa Sebagian Umat ini Akan Ada yang Menyembah Berhala

● Penulis mendatangkan bab ini untuk membantah hujjahnya orang-orang yang mengatakan bahwa syirik tidak akan terjadi pada umat ini, sebab umat ini terjaga dari  kesyirikan sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ الشَّيْطَانَ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ

“Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk disembah orang-orang yang shalat di Jazirah Arabiyah”.

● Jawaban syubhat ini:

A. Secara mujmal (global) : hal ini termasuk mengikuti mutasyabih (yang masih samar) dan meninggalkan al-muhkam (dalil yang sudah jelas).

B. Secara tafsil (terperinci):

1.  Pengabaran bahwa iblis telah berputus asa tidak menunjukan tidak akan terjadi lagi.

2. Setan berputus asa dari orang-orang yang shalat namun tidak dengan orang-orang yang tidak shalat. Dan maksud dari orang-orang yang shalat disini adalah orang-orang yang bertauhid.

3.  Pemhaman seperti ini menyelisihi kebanyakan nas-nas dari Alqur’an dan sunnah.

4. Para sahabat radhi Allahu anhum telah memerangi orang-orang murtad di Jazirah Arabiyah karena kesyirikan mereka.

5. Kenyataan menyelisihi apa yang telah mereka sebutkan, karena disana masih ada orang-orang di Jazirah Arabiyah yang menyembelih untuk selaih Allah.

6. Ini yang terdapat dalam hati setan, tapi mereka terus bekerja untuk menyesatkan keturunan Adam alaihi salam.

7. Bahwa hal ini (kesyirikan) telah banyak terjadi setelah banyak negri kafir dibebaskan kaum muslimin dan manusia berbondong-bondong masuk ke dalam Islam.

8. Bahwa para ulama telah menyebutkan perkara-perkara yang karenanya seorang menjadi murtad walauun dia barada di Jazirah Arabiyah.

● Barang siapa yang mengakui Musailamah Al-Kazzab sebagai nabi maka ia telah kafir, lalu bagaimana dengan mereka yang mengangkat At-Tijaani dan selainnya pada martabat ketuhanan, bukankah seharusnya orang yang seperti ini lebih kafir? Sungguh ini merupakan perkara yang sangat aneh!

 Apakah sisi keterkaitan ayat-ayat yang dibawakan oleh penulis dengan bab, padahal ayat-ayat ini bila dilihat sepintas maka tidak ada kaitannya dengan apa yang diinginkan penulis?

Apa yang diinginkan penulis tidak dapat terlihat melainkan dengan hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhi Allahu ‘anh, dari sini dapat kita lihat bahwa ayat-ayat yang dibawakan penulis sangat cocok dengan judul yang beliau bawakan.

Dalil Pertama

Allah berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيباً مِّنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut…(QS. An-Niisa : 51).

Dalil Kedua:

Allah berfirman:

قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ

Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut… (QS. Al-Maidah : 60).

أَلَمْ تَرَ إِلَى (Apakah kamu tidak memperhatikan) : Pertanyaan untuk menetapkan dan mengandung keheranan terhadap setiap orang yang memungkinkan untuk diarahkan pembicaraan kepada mereka.

أُوتُواْ (orang-orang yang diberi) : Namun tidak diberi semua Alkitab, hal ini disebabkan karena kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan.

● (Mereka percaya kepada jibt dan thaghut) : Mereka membenarkannya dan tidak mengingkarinya.

Di antara faedah ayat yang pertama:

1. Merupakan suatu keanehan ketika ada manusia diberikan kepada mereka Al-Kitab kemudian beriman dengan al-jibt dan tahghut.

2. Wajibnya mengingkari al-jibt dan thaghut, tidak boleh mengakui keberadaan al-jibt dan thaghut.

3. Bahwa di antara umat ini ada yang beriman kepada al-jibt dan thaghut sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil.

● (Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu) : Pembicaraan ini diarahkan kepada nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai bantahan terhadap orang-orang Yahudi

yang menjadikan agama Islam sebagai bahan olok-olokan dan permainan. Pertanyaan disini untuk menetapkan dan membuat ingin tahu kalimat yang akan dibawakan setelahnya.

Di antara faedah ayat yang kedua:

1. Perlunya membawakan hujjah (argumentasi) yang diakui kebenarannya oleh musuh dan berdalil dengan sesuatu yang tidak mampu mereka ingkari. Karena sesungguhnya orang-orang Yahudi tahu bahwa di antara mereka ada kaum yang dimurkai Allah, Allah melaknat mereka, dan merubah wujud mereka menjadi monyet dan babi. Apabila mereka telah mengakui hal itu, lalu mereka mengolok-olok kaum muslimin, kita katakan saja kepada mereka bahwa kaum yang telah mendapatkan hukuman dari Allah, merekalah yang pantas untuk di olok-olok.

2. Perbedaan tingkatan-tingkatan  kedudukan di sisi Allah, sesuai dengan bertambahnya dan berkurangnya iman serta dampak yang ditimbulkan darinya.

3. Buruknya keadaan orang-orang Yahudi dimana mereka telah ditimpa hukuman berupa laknat, dirubah bentuknya menjadi monyet dan babi, dan menyembah thaghut.

4. Penetapan sifat-sifat Allah ikhtiyariyah (pilihan), seperti melaknat, marah, mampu, dan bahwa Dia berbuat sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

5. Rasulullah shalallahu ‘laihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ لِمَسْخٍ نَسْلًا وَلَا عَقِبًا

“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan bagi yang telah dirubah wujudnya keturunan dan penerus”.

Adapun kera ada keberadaanya sebelumnya.

6. Hukuman sesuai dengan jenis perbuatan, dimana orang-orang Yahudi melakukan perbuatan yang zahirnya mubah padahal hakekatnya adalah haram.

7. Bahwa orang-orang Yahudi akhirnya menjadi penyembah berhala, dan tidak diragukan bahwa sampai sekarang mereka menyembahnya.

Dalil Ketiga

قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِداً ﴿٢١﴾

…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”. (QS. Al-Kahfi : 23).

● (Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata) : Diucapkan oleh para penguasa di antara mereka disertai dengan bersumpah dan diberi penekanan.

1. Apa yang terdapat pada kisah Ashabul Kahfi merupakan ayat-ayat yang menunjukan kesempurnaan kemampuan Allah.

2. Diantara sebab membangun masjid di atas kuburan adalah karena ghulu kepada penghuni kubur.

3. Ghuluw (berlebih-lebihan) kepada kuburan walaupun sedikit kadang akan merubahnya kepada perbuatan yang lebih besar.

Dalil Keempat

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ﭬ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَذْوَ الْقُذَّةِ بِالْقُذَّةِ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوهُ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى؟  قَالَ: «فَمَنْ؟!» أَخْرَجَاهُ.

“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.” Para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan orang-orang Yahudi dan Nasrani ?”, Beliau shallallahu’alaihi wasallam menjawab : “siapa lagi ?” (HR. Buhkhori dan Muslim).

Dalil Kelima

وَلِـمُسْلِمٍ عَنْ ثَوْبَانَ ﭬ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: «إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ الأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا، وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ: الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ، وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ، فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ، وَإِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ، وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ، وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا، وَيَسْبِيَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا».

وَرَوَاهُ الْبُرْقَانِيُّ فِي صَحِيحِهِ، وَزَادَ: «وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الأَئِمَّةَ الْـمُضِلِّينَ، وَإِذَا وَقَعَ عَلَيْهِمُ السَّيْفُ لَمْ يُرْفَعْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْـحَقَ حَيٌّ مِنْ أُمَّتِي بِالْـمُشْرِكِينَ، وَحَتَّى تَعْبُدَ فِئَامٌ مِنْ أُمَّتِي الأَوْثَانَ، وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ، لَا نَبِيَّ بَعْدِي، وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْـحَقِّ مَنْصُورَةً، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى».

 Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Sungguh Allah telah menggabungkan bumi untukku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga, merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang berkepanjangan, dan agar jangan menjadikan musuh mereka menguasai mereka selain dari mereka sendiri, yang menjadikan musuh mereka itu akan merampas seluruh negeri mereka.  Lalu Rabbku

berfirman : “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu bahwa mereka tidak akan dibinasakan dengan sebab paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh mereka akan merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al barqoni dalam shohihnya dengan tambahan : “Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan ketika terjadi pertumpahan darah di antara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat, dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba sampai ada di antara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan sampai sebagian diantara mereka ada yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah ta’ala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah”.

 ● سَنَنَ : Dengan difathah pada huruf sin maka itu bermakna at-thariq (jalan), dan apabila huruf sin di dhammah maka bermakna at-thariqah (metode).

حَذْوَ الْقُذَّةِ بِالْقُذَّةِ  : Adalah bulu anak panah, ungkapan ini di dalamnya menunjukan penyerupaan yang sangat dalam.

1. Bahwa sebagian umat ini akan ada yang  menyembah berhala, sebab hal ini merupakan jalan umat-umat terdahulu dan Rasulullah telah mengabarkan bahwa sebagian umat ini akan ada yang mengikuti jalan mereka.

2. Seyogyanya bagi kita untuk mengetahui perkara-perkara yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu yaitu perkara-perkara yang wajib untuk dihindari agar kita tidak terjatuh di dalamnya. Dan itu kebanyakannya terdapat dalam sunnah dan Alqur’an. Tentunya tidak boleh bagi kita mengikuti maksiat yang mereka lakukan.

3. Para sahabat merasa kaget terhadap umat ini yang akan mengikuti jalan-jalan umat terdahulu setelah petunjuk datang pada umat ini.

4. Semakin jauh jarak antara masa perjalanan manusia dengan masa kenabian maka masa tersebut semakin jauh dari kebenaran.

زَوَى : Digabung dan dilipat.

الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ : Emas dan perak, yakni perbendaharaan negri Persia dan negri Romawi.

● “Dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku” : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meminta tiga perkara, dua permintaannya diterima dan yang ketiganya tidak diterima:

1. Agar umatnya tidak dibinasakan dengan kelaparan, yaitu agar Allah tidak membinasakan seluruh umatnya dengan paceklik dan musim kemarau yang berkepanjangan.

2. Agar orang-orang kafir tidak menguasai kaum muslimin seluruhnya.

3. Agar umat ini tidak saling membunuh di antara mereka. Permintaan ini tidak dikabulkan oleh Allah ta’ala.

● “Para pemimpin yang menyesatkan” : Disini beliau menghususkan kekhawatirannya terhadap para pemimpin yang menyesatkan. Seorang pemimpin terbagi menjadi dua:

1. Pemimpin kebaikan, Allah berfirman:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ ﴿٢٤﴾

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As-Sajadah : 24).

2. Pemimpin keburukan, Allah berfirman:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُونَ ﴿٤١﴾

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (QS. Al-Qashas : 41).

● “Dan ketika terjadi pertumpahan darah diantara mereka, maka tidak akan berakhir” : Inilah yang terjadi dimulai dari pembunuhan terhadap Utsman bin Affan sampai pada hari ini.

● “Sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta” : Untuk menunjukan banyaknya pendusta yang mengaku sebagai Nabi dan bukan untuk membatasi.

Al-Masaail (Perkara-Perkara)

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa. Yaitu firman Allah : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut…(QS. An-Niisa : 51).

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al-Maidah. Yaitu firman Allah : dan (orang yang) menyembah thaghut… (QS. Al-Maidah : 60).

3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Kahfi. Yaitu firman Allah ta’ala: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”. (QS. Al-Kahfi : 23). Karena pada umat-umat terdahulu ada yang menyembah patung-patung dan berhala-berhala, maka akan ada pada umat ini yang menyembah patung-patung dan berhala-berhala.

4. Ini adalah point yang sangat penting sekali, yaitu apa makna beriman terhadap Jibt dan thoghut? Apakah sekedar  mempercayainya dalam hati, atau setuju dengan para penyembahnya dan mengerti akan kebatilan jibt dan thagut tersebut ?. ([1] kafir, apabila setuju dengan mereka, dengan dasar keyakinan bahwa itu adalah benar. [2] Tidak kafir, apabila dia setuju dengan perbuatan mereka, tetapi ia tidak mayakini bahwa apa yang mereka lakukan itu benar).

5. Ucapan mereka (orang-orang Yahudi) kepada orang-orang kafir (kaum Musyrikin Mekah) yang telah mereka tahu tentang kekafiran mereka, bahwa mereka ini lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman. (Bahwa ucapan ini adalah ucapan kekufuran dan mengeluarkan dari agama karena lebih mendahulukan kekafiran daripada keimanan).

6. Beriman kepada Jibt dan Thoghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini (umat Islam), sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah yang dimaksud dalam bab ini. (Di dalamnya terkadung peringatan keras bagi umat ini).

7. Pernyataan yang sangat jelas dari Rasulullah shalallauhu ‘alaihi wasallam dengan terjadinya -yakni penyembahan terhadap berhala- pada umat ini dalam jumlah yang besar.

8. Satu hal yang amat mengherankan adalah menculnya orang yang mengaku bahwa dirinya adalah seoarang Nabi, seperti Al-Mukhtar bin Abu Ubaid Ats-tsaqafi. Padahal ia sendiri mengucapkan dua kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat Muhammad, serta ia meyakini bahwa Rasulullah itu haq dan Alqur’an juga haq, dimana di dalamnya telah disebutkan bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi. Walaupun halnya demikian, ia masih juga dipercayai banyak orang, meskipun adanya kontradiksi yang sangat jelas sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh banyak orang.

9. Sebagai kabar gembira bahwa kebenaran tidak akan lenyap seluruhnya, tidak sebagaimana yang tejadi pada umat terdahulu. Akan tetapi akan senantiasa ada sekelompok yang  berada di atasnya. (Umat yang terus ditolong seperti ini akan senantiasa ada hingga hari kiamat).

10. Ayat (bukti) yang sangat agung adalah walaupun mereka sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan dan menentang mereka.

11. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai (dekat) hari kiamat.

12. Di dalam hadits ini terkandung ayat-ayat yang sangat agung dari nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya adalah:

● Pemberitahuan beliau bahwa Allah telah melipatkan kepadanya belahan bumi sebelah barat dan timur, dan menjelaskan makna dari hal itu, kemudian terjadi seperti yang beliau beritakan, berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.

● Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi dua harta simpanan yang berharga.

● Pemberitahuan beliau bahwa do’anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan hal yang ketiga tidak dikabulkan.

● Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah di antara umatnya, dan kalau sudah terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.

● Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.

● Kekhawtiran beliau dari pada da’i yang menyesatkan.

● Pemberitahuan beliau tentang munculnya orang-orang yang menda’wahkan dirinya sebagai Nabi pada umat ini. Dan akan adanya sekelompok orang yang tetap di atas kebenaran.

Semua itu telah terjadi seperti yang telah diberitahukan, padahal  masing-masing  yang di kabarkan tersebut merupkan sesuatu yang berada di luar  jangkauan akal manusia.

13. Penghususan kekhawatiran Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dari para dai yang menyesatkan.

14. Peringatan terhadap makna menyembah berhala. (Tidak hanya ruku dan sujud semata kepadanya, bahkan mencakup mengikuti para pemimpin yang menyesatkan).

Scroll to Top